Ingat ingatlah isi buku yang pernah kamu baca, baik fiksi maupun nonfiksi. Lalu, laporkan isi buku tersebut dengan kalimatmu sendiri
Pertanyaan
1 Jawaban
-
1. Jawaban schols
Layar Terkembang (Sastra Baru Indonesia 1, 1980).
Tuti adalah putri sulung Raden Wiriaatmadja. Ia di kenal sebagai seorang gadis yang berpendirian teguh dan aktif dalam berbagai kegiatan organisasi wanita. Watak Tuti yang selalu serius dan cenderung pendiam, sangat berbeda dengan adiknya, Maria. Ia seorang gadis yang lincah dan periang. Suatu hari, keduanya pergi ke pasar ikan. Ketika sedang asyik melihat-lihat akuarium, mereka bertemu dengan seorang pemuda. Pertemuan itu berlajut dengan perkenalan. Pemuda itu bernama Yusuf, seorang mahasiswa sekolah tinggi kedokteran di Jakarta. Ayahnya adalah Demang Munaf, tinggal di Martapura, Sumatra Selatan.
Perkenalan yang tiba-tiba itu menjadi semakin akrab dengan di antaranya Tuti dan Maria pulang. Bagi Yusuf, pertemuan itu ternyata berkesan cukup mendalam. Ia selalu terigat kepada kedua gadis itu, dan terutama Maria. Kepada gadis lincah inilah perhatian Yusuf lebih banyak tertumpah. Menurutnya, wajah Maria yang cerah dan berseri-seri serta bibirnya yang selalu tersenyum itu, memancarkan semangat hidup yang dinamis. Esok harinya, ketika Yusuf pergi ke sekolah, tanpa disangka-sangka ia bertemu lagi dengan Tuti dan Maria di depan hotel Den Ides. Yusuf pun kemudian dengan senang hati, menemani keduanya berjalan-jalan. Cukup hangat mereka bercakap-cakap mengenai berbagai hal.
Sejak itu, pertemuan antara Yusuf dan Maria berlangsung lebih kerap. Sementara itu, Tuti dan ayahnya melihat hubungan kedua remaja itu tampak sudah bukan lagi hubungan persahabatan biasa. Tuti sendiri disibuki oleh berbagai kegiatannya. Dalam kongres yang berlangsung di Jakarta, ia sempat berpidato yang isinya membicarakan emansipasi wanita; suatu petunjuk yang memperlihatkan cita-cita Tuti untuk memajukan kaumnya.
Pada masa liburan, Yusuf pulang ke rumah orang tuanya di Martapura. Sesunguhnya, ia bermaksud menghabiskan masa liburannya bersama keindahan alam tanah leluhurnya. Namun, ternyata, ia tak dapat menghilangkan rasa rindunya kepada Maria. Dalam keadaan demikian, datang pula kartu pos dari Maria yang justru membuatnya makin diserbu rindu. Berikutnya, surat Maria datang lagi. Kali ini mengabarkan perihal perjalanan bersama Rukamah, saudara sepupunya yang tinggal di Bandung. Setelah membaca surat itu, Yusuf memutuskan untuk kembali ke Jakarta, kemudian menyusul sang kekasih ke Bandung. Setelah mendapat restu ibunya, pemuda iu pun segera meninggalkan Martapura. Kedatangan Yusuf tentu saja di sambut hangat oleh Maria dan Tuti. Kedua sejoli itu pun lalu melepas rindu masing-masing dengan berjalan-jalan di sekitar air terun di Dago. Dalam kesempatan itulah, Yusuf menyatakan cintanya kepada Maria.
Sejalan dengan keadaan hubungan Yusuf dan Tuti yang belakangan ini tampak makin akrab, kondisi kesehatan Maria sendiri justru kian mengkhawatirkan. Dokter yang merawatnya pun rupanya sudah tak dapat bebuat lebih banyak lagi . kemudian, setelah Maria sempat berpesan kepada Tuti dan Yusuf agar keduanya tetap bersatu dan menjalin hubungan rumah tangga, Maria menghembuskan nafasnya yang terakhir. ‘’Alangkah bahagianya saya di akhirat nanti, kalau saya tau , kakandak berdua hidup rukun dan berkasih-kasihan seperti kelihatan kepada saya dalam beberapa hari ini….. Inilah permintan saya yang penghabisan , dan saya, saya tidak rela selama-lamanya, kalau kakandaku masing-masing mencari peruntungan pada orang lain’’ (hlm. 209). Demikianlah pesan terakhir almarhum, Maria. Lalu, sesuai dengan pesan tersebut, Yusuf dan Tuti akhirnya tidak dapat berbuat lain, kecuali melangsungkan perkawinan karena cinta keduanya memang sudah tumbuh bersemi.
Iklan