Seni

Pertanyaan

contoh naskah khiyar majlis

1 Jawaban

  • KHIYAR AL-MAJLIS (HAK PILIH DI LOKASI TRANSAKSI)
    Khiyâr al-majlis berasal dari bahasa Arab, terdiri dari kata al-khiyâr dan al-majlis. Kata al-majlis secara etimologi bahasa Arab bermakna tempat duduk [4] . Yang dimaksud di sini adalah tempat transaksi berlangsung, walaupun transaksinya tidak terjadi pada posisi di atas tempat duduk. Pengertian majlis di sini tidak sekedar menyangkut lokasi atau waktu, akan tetapi juga menyangkut keadaan pelaku transaksi. Selama pembicaraan tentang transaksi jual beli tersebut bersambung, maka di situ juga masih dikatakan berada di majlis. Dengan demikian pengertian majlis disini mencakup tiga hal; tempat, waktu dan tema pembicaraan.[5]

    Sedangkan para ulama fikih mendefinisikan khiyâr al-majlis sebagai semacam hak pilih bagi kedua belah pihak yang bertransaksi untuk membatalkan transaksi atau melanjutkannya sejak terjadi akad sampai berpisah atau terjadi penawaran pilihan (at-Takhâyur).[6]

    Dengan demikian khiyâr al-majlis adalah hak yang diberikan syariat kepada pelaku transaksi untuk menggagalkan akad transaksi atau melanjutkannya selama masih berada di majlis (lokasi).

    Dengan dasar ini, transaksi tidak dianggap sempurna sampai pelaku berpisah atau beranjak dari lokasi transaksi. Khiyâr al-majlis ini juga dinamakan sebagian ulama dengan khiyâr al-mutabâyi’ain .

    Dasar Pensayriatannya.
    Al-Khiyâr jenis ini disyariatkan dengan dasar sabda Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

    الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا أَوْ حَتَّى يَتَفَرَّقَا فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا

    Jual beli itu dengan al-khiyâr (hak pilih) selama belum berpisah atau hingga keduanya berpisah. Apabila keduanya jujur dan menjelaskan (aib barang dagangannya-red) maka jual beli mereka mendapatkan barakah dan bila keduanya menyembunyikan aib dan berdusta maka barakah jual beli mereka dihapus. [7]

    Juga sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

    إِذَا تَبَايَعَ الرَّجُلاَنِ فَكُلُّ وَاحِِدٍٍ مِِنْهُمَا بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا وَكَانَا جَمِيعًا أَوْ يُخَيِّرُ أَحَدُهُمَا الْآخَرَ فَتَبَايَعَا عَلَى ذَلِكَ فَقَدْ وَجَبَ الْبَيْعُ وَإِنْ تَفَرَّقَا بَعْدَ أَنْ يَتَبَايَعَا وَلَمْ يَتْرُكْ وَاحِدٌ مِنْهُمَا الْبَيْعَ فَقَدْ وَجَبَ الْبَيْعُ

    Apabila dua orang melakukan transaksi jual beli, maka setiap orang memiliki hak pilih (al-khiyâr) selama belum berpisah atau salah seorang telah memberikan hak pilih kepada yang lainnya lalu jika keduanya bertransaksi jual beli dengan kesepakatan ini, maka transaksi jual beli ini sudah sempurna. Apabila berpisah setelah transaksi dan salah seorang darinya tidak menggagalkan jual beli maka akad jual beli ini juga sudah sempurna.[8]

    Dalam hadits yang mulia ini Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menetapkan dengan gamblang hak pilih antara melanjutkan atau menggagalkan transaksi selama belum berpisah.

    Ketentuan Khiyâr al-Majlis.
    Khiyâr al-majlis diberlakukan pada ketentuan sebagai berikut:

    1. Khiyâr al-majlis berlaku pada transaksi yang bertujuan mencari keuntungan (akad al-mu’âwadhah) seperti jual beli, perdamaian dalam jual beli dan ijârah (sewa menyewa) dan yang sejenisnya.

    2. Waktu berlakunya dimulai setelah ada ijab dan qabûl dan berakhir dengan perpisahan.

    3. Waktu maksimalnya tidak dapat diatasi oleh satu waktu tertentu, sebab ini berpijak pada kehendak para pelaku. Waktunya bisa jadi lama, jika pelaku ingin memberikan kesempatan yang panjang. Bila ingin mempercepat, maka salah seorang pelaku bisa memberikan pilihan kepada yang lainnya untuk segera menentukan atau keduanya segera berpisah dari majlis tersebut.

    Batas Akhir Khiyâr al-Majlis.
    Khiyâr al-majlis berakhir dengan salah satu dari tiga hal:

    1. Berpisah badan atau ada tanda yang menunjukkan perpisahan dari majlis transaksi. Ini telah disepakati oleh para ulama fikih yang mengakui khiyâr al-majlis. Karena jika telah berpisah berarti keduanya telah menuntaskan transaksi sesuai kesepakatan, jadi atau tidak.

Pertanyaan Lainnya